18 Februari 2009

Saatnya berfikir Untuk Nagari Yang Harmonis

Saatnya berfikir untuk Nagari Yang Harmonis

Ikhsan Muharma Putra, S.Sos. (Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang)

Beberapa saat lagi kita akan melalui sebuah proses demokrasi yang sudah lama dinantikan dan menjadi momen penting untuk menilai penerapan demokrasi di Indonesia. Sama halnya dengan Nagari Muaro Paiti, pada saat itu kita juga akan merasakan dampak langsung dari pesta demokrasi tersebut. Kita tinjau lagi mengenai demokrasi, Demos dan cratein merupakan adopsi dari bahasa latin yang maknanya adalah rakyat dan kekuasaan. Sehingga Demokrasi dimaksudkan adalah system pemerintahan yang kekuasaan terbesar terletak ditangan rakyat. Demokrasi dalam pelaksanaannya dibedakan menjadi dua bagian; pertama adalah demokrasi langsung, dimana seluruh rakyat (invividu-individu) dapat memberikan keputusan politik secara langsung. Demokrasi langsung pernah dianut oleh kerajaan yunani pada masa lalu, dan untuk saat sekarang tidak memungkinkan dilaksanakan karena keanekaragaman penduduk dan jumlah penduduk, sehingga menimbulkan Demokrasi tidak langsung (Demokrasi perwakilan/representative) seperti yang dianut oleh Indonesia sekarang ini. Dengan prinsip keterwakilan tersebut maka masyarakat Indonesia memilih wakil yang dianggap mewakili mereka yang akan duduk Di Dewan Perwakilan Rakyat sebagai representasi seluruh rakyat Indonesia. Maka wakil inilah yang akan memiliki suara politik yang bisa memberikan keputusan tentang kebijakan politik dalam suatu Negara.

Secara politis semua penduduk memiliki hak yang sama untuk menentukan siapa wakilnya di DPR/DPRD I/ DPRD II, tanpa membedakan status, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan lainsebagainya. Maka muncullah tokoh masyarakat yang mencalonkan diri untuk anggota legislative yang biasa disebut CALEG dengan kendraan partai masing-masing. Tentunya berbagai kepentingan akan saling beradu(bertentangan), berselisih, dan ada yang saling mendukung. Dari proses ini akan menimbulkan dampak positif dan negative. Dampak positif yaitu kita akan mendapatkan sosok wakil yang kita hendaki yang akan mewakili kepentingan kita kususnya suluruh masyarakat Nagari Muaro Paiti. Hal yang harus kita perhatikan adalah dampak negatif yang sangat besar jika kita tidak dewasa dan berjiwa besar menyikapi persoalan. Kawan bisa jadi lawan, “badunsanak indak bakalama’an, manusuak dari balakang, banyak cara yang akan ditempuh untuk sebuah “KAMPANYE”.

Masyarakat Muaro Paiti harus sadar akan hal diatas karena secara tidak langsung akan berpotensi menghancurkan nagari, adat, pasukuan, dan semua keharmonisan yang tercipta selama ini akan lenyap. Kita tentunya tidak ingin hal itu terjadi, sehingga diantara kita haruslah ada yang mengalah untuk nagari Muaro paiti. Mengalah bukan berarti kalah, bukan berarti terlecehkan, mengalah adalah sikap seorang pahlawan, berjiwa besar dan adalah suatu kehormatan. Alangkah indahnya ketika seluruh masyarakat SEPAKAT bulatkan suara untuk mendukung nagari yang besar. Mari kita tinggalkan ego ikatan emosional, komunalisme (sikap keKauman) dan berubahlah untuk sikap lebih objektif dan rasional (berdasarkan akal fikiran). Sehingga kita akan mendapatkan sosok yang bisa diharapkan membangun nagari dengan maksimal Dan tujuan utama kita menentukan wakil tercapai dengan indah, penuh harapan dan berlapang dada untuk keharmonisan hubungan di nagari Muaro Paiti. (SJ )

12 Februari 2009

Awal sebuah Perjuangan

selamat datang di rumah cyber ikhsan.
merupakan sebuah alat penyampaian fikiran pendapat (opini ) mengenai semua realitas kehidupan yang di ketahui penulis.